Tinggal di Luar Negeri: Menurutmu?


Kata teman saya, “tinggal di luar negeri itu enak. Semuanya serba modern, teratur, tertib, dan bersih.”

Kata teman saya, “orang2 yang tinggal di luar negeri itu sangat beruntung. Tidak perlu merasakan semrawutnya situasi sosial dan politik Indonesia.”

Kata teman saya pula, “tinggal di luar negeri itu menyenangkan. Kota2nya bagus, antik, modern… dan… luar negeri gitu loh! Keren… Bisa jalan2 ke tempat baru setiap saat.”

O ya, katanya juga nih, “orang2 yang tinggal di luar negeri, hidupnya aman, nyaman, tenang, punya banyak uang, dan kayaknya nggak pernah susah atau menghadapi masalah.”

Plus katanya pula, “banyak orang yang ingin dan bercita2 untuk tinggal di luar negeri. Dari jalur legal hingga ilegal pun ditempuh demi untuk bisa tinggal di luar negeri.”

Hmmm…… Benarkah begitu adanya?

Oh my dear friends.
Tinggal di luar negeri itu memang ada sukanya. Banyak? Ya… Mungkin juga. Kurang lebih samalah seperti apa yang diutarakan teman2 di atas.

Tapi, benarkah tinggal di luar negeri itu selalu enak? Seperti berasa di syurga?
“Tidak!” Tidak selalu demikian. Dukanya pun juga tidak kalah banyaknya.

Misalnya?

1. Loneliness alias perasaan kesepian.
Kalau di Indo, ketika kangen dengan orang tua, kita tinggal datang mengunjungi mereka. Ingin curhat dengan sahabat? Tinggal janjian makan siang bareng. Bosan dengan rutinitas? Tinggal “culik” seorang teman, trus ajakin deh jalan2 ke mal. Atau, ngacir aja ke salon nikmati hair spa, massage, luluran, meni-pedi, dsbnya. Kalo di luar negeri? Jangan harap deh. Semua orang sibuk dengan urusan dan dunianya masing2.

2. Rangkap peran, dari Inem hingga Cinderella
“Masak… masak sendiri. Nyuci… nyuci sendiri. Nyetrika… nyetrika sendiri. Bersih2 rumah, bersih2 sendiri”, dllnya harus dikerjakan sendiri. Itulah budaya barat yang menjunjung tinggi kemandirian. Jadi, silakan dihandle urusan kantor, pekerjaan rumah tangga, anak, dan lain2nya sendiri. Tidak ada asisten rumah tangga di sini.

3. Makan enak…. Tunggu hingga jadwalnya pulang kampung.
Kalau di Indo, makanan2 enak super lezat bisa diperoleh dengan mudahnya. Plus murah pula harganya, walau saya juga kurang tahu kebersihannya. Nah, kalau di luar negeri? Kebalikannya banget deh. Yang jual makanan Indo tidak banyak. Plus kalaupun ada, rasanya juga sering pas2an. Dan lagi, kalaupun ada yang enak, harga makan di luar itu muahal. Sehingga tidak bisa sering2 makan di luar, apalagi setiap hari. So, kalau mau makan enak sampai puas, ya tunggu saja jadwalnya mudik ke kampung halaman.

4. Lain2.
– Jangan bayangkan betapa nikmatnya dipijat, dikerok, dan sejenisnya bila tinggal di luar negeri.
– Jalan kaki berjam2 setiap hari adalah hal yang biasa di sini. Nggak ada angkot dan ojek soalnya. Hehehe…
– Kalo malam2, yang ada hanya kesunyian. Sehingga untuk orang2 yang senang jajan, dijamin deh bakal kangen dengan suara “tong-tong an” abang tukang nasi goreng, abang tukang bakso, abang jual sate Padang, dsbnya yang lewat di depan rumah.
– Tinggal di negara 4 musim, mesti siap2 dengan musim dingin yang beku atau musim panas yang super panas.

Gimana prens? Masih berminat tinggal di luar negeri?

Cheers,
~mamaMARE~

This entry was posted in Dear Diary. Bookmark the permalink.

2 Responses to Tinggal di Luar Negeri: Menurutmu?

  1. amril199 says:

    Wah cocok sekali, tambahan lagi:
    – merasa tidak memiliki: walaupun fasilitas dan lingkungan bagus tapi tetap merasa tinggal di negara asing (memang iya), tidak merasa memiliki/tinggal di negara sendiri. rasa-rasanya perasaan tinggal di negara sendiri ini juga penting… seperti beda tinggal di rumah kontrakan dengan rumah sendiri 🙂

    • mairiza says:

      Pas banget kata pepatah ya Mril, “Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, lebih baik negeri sendiri”? Btw, semua memang ada tradeoff nya lah ya. Tinggal dinikmati dan disyukuri saja kelebihan dari masing2nya 😉

Leave a comment